Timor Leste resmi merdeka dan diakui
sebagai sebuah negara pada 20 Mei 2002. Sebelumnya Timor Leste bernama
Provinsi Timor Timur, ketika menjadi anggota PBB, dan akhirnya
memutuskan untuk memakai nama Portugis “Timor Leste” sebagai nama resmi negara mereka.
Latar Belakang Timor Timur Sebagai Bagian dari Wilayah NKRI
Posisi Timor Timur yang terselip di
sela-sela wilayah Indonesia, menjadikan wilayah ini serba canggung.
Ditambah lagi di masa perang dingin, Amerika Serikat sangat gencar
melawan kekuatan komunisme yang tersebar di seluruh penjuru dunia
termasuk Timor Timur yang menjadi salah satu basis komunisme di Asia
Tenggara sebagai perpanjangan poros Pyongyang–Ho Chi Minh City yang gagal dieliminasi melalui perang Korea dan perang Vietnam.
Sementara itu Indonesia yang pernah
mengalami masa kelam akibat pemberontakan G-30 S-PKI dan menganggap
bahwa komunisme sebagai bahaya latin, akhirnya menerima dukungan Amerika
Serikat yang terselubung dan akhirnya berhasil menjadikan Timor Timur
sebagai propinsi ke-27. Australia bahkan termasuk negara yang mendukung lobby
Indonesia di PBB. Australia tidak menentang Indonesia karena Australia
pun berkepentingan atas keberadaan Timor Timur yang berada di bagian
utara negaranya.
Namun ternyata menjadikan Timor Timur
sebagai bagian dari NKRI tidak berjalan sesuai harapan. Setidaknya ada 3
macam keinginan yang mulanya menjadi penyebab terjadinya perang saudara
di Timor Timur setelah Portugal angkat kaki dari sana, yaitu:
- Setuju bergabung dengan Indonesia dengan adanya kesepakatan-kesepakatan khusus).
- Tetap menjadi bagian Portugal sebagai koloni seperti halnya Makau.
- Merdeka sebagai negara baru yang berdiri sendiri.
Masing-masing keinginan tersebut terkristalisasi dalam kekuatan partai-partai politik seperti Apodeti, UDT, KOTA, Trabalhista, dan Fretilin,
berikut fraksi-fraksi bersenjatanya. Setelah Timor Timur bergabung
dengan Indonesia, semakin besar pula kekuatan yang tidak menginginkannya
bergabung dengan Indonesia dengan terus melakukan aksi yang
memperlihatkan bahwa mereka masih eksis.
Penyebab Timor Leste (Timor Timur) Lepas dari NKRI
Aksi-aksi yang dilakukan oleh pihak
Timor Timur yang ingin lepas dari NKRI membuat Indonesia semakin gencar
melawan gerakan separatis di Timor Timur. Selain itu, Indonesia juga
menggalakkan pembangunan fisik di Timor Timur termasuk berusaha merebut
hati umat Katholik dengan membangun patung Yesus terbesar ke-2 di dunia
setelah Brasil. Namun, di lain pihak, kekerasan terus berlangsung secara
terselubung.
Jika pada awalnya lebih banyak rakyat
Timor Timur yang setuju berintegrasi dengan Indonesia dengan harapan
berakhirnya kekerasan berdarah perang saudara, pada perkembangan
selanjutnya justru kekuatan anti integrasi kian bertambah. Hal ini dapat
dilihat dari usia generasi muda Fretilin yang lebih muda
usianya dibanding masa integrasi itu sendiri. Kecewa dan dendam. Itulah
jawabannya. Bisa jadi, mereka pada awalnya adalah pendukung integrasi.
Mereka berbalik akibat kebiadaban militer Indonesia yang paranoid terhadap ulah gerilyawan Fretilin
sehingga tidak pandang bulu dalam membabat warga sipil Timor Timur yang
tidak bersalah. Banyak anak yang mendendam pada pihak militer karena
anggota keluarga mereka dianiaya, diperkosa, diculik, dibunuh.
Akibatnya, banyak anak muda yang bergabung dengan pihak anti integrasi
bukan karena kesamaan ideologi, melainkan dendam pada militer Indonesia.
Setelah terjadinya insiden Santa Cruz dan diberikan nobel perdamaian kepada pemimpin FRETILIN, yaitu Xanana Gusmao dan Uskup Belo,
dukungan rakyat untuk merdeka semakin besar. Pada masa kepemimpinan
Presiden B.J. Habibie, hal itu dianggapnya sebagai beban politik dan
mahal secara ekonomi hingga pada akhirnya diputuskanlah bahwa propinsi
Timor Timur diberikan kebebasan untuk merdeka.
Namun hal itu juga melalui beberapa
tahapan proses. Salah satunya adalah pelaksanaan jajak pendapat pada 8
Agustus 199 di Timor Timur. Dalam hal ini, Indonesia tetap bertanggung
jawab pada keamanan pelaksanaan tersebut yang tertuang dalam
2 kesepakatan:
- Kesepakatan tentang modalitas pelaksaan penentuan pendapat via jajak pendapat.
- Kesepakatan tentang Polri sebagai penanggung jawab keamananan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Timor
Leste atau Timor Timur memutuskan untuk lepas dari NKRI karena adanya
masalah pelanggaran HAM yang terjadi selama proses integrasi
berlangsung.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusUnkown
BalasHapusLucky Club - A virtual casino site where you can play
BalasHapusIt's time for our exciting and thrilling casino experience. Lucky luckyclub.live Club invites you to join as we try to capture the spirit of Las Vegas as you
casino.betnz - DrmCD
BalasHapusThe best 당진 출장안마 slots for real money online! - No deposit bonus codes 부산광역 출장안마 - Best Free Spins Casinos to play for real money. - 순천 출장마사지 Earn 제주도 출장마사지 free spins 평택 출장마사지 and get real